Sebagaimana penuturan dari Eyang Parimin, salah seorang
sesepuh Desa Soco, beliau mengatakan, pada awalnya
terdapat perkampungan kecil yang belum mempunyai nama,
DI perkampungan itu dulunya direncanakan akan di dirikan keraton. Lebih lanjut Bapak Parimin
menuturkan bahwa disuatu tempat di kampung itu telah diadakan penggalian sebagai awal dari
rencana pendirian keraton. Namun pada saat penggalian tersebut di laksanakan ternyata ditempat itu banyak sekali muncul hewan yang
disebut "Tengu" yaitu hewan kecil yang
apa bila menempel ditubuh akan menimbulkan gatal-gatal. Karena
itulah rencana pendirian keraton ditempat itu
dibatalkan karena ditempat itu dianggap cacat atau coco, dari situlah kemudian muncul nama Soco. Sampai dengan sekarang
tempat dimana pernah diadakan penggalian, oleh masyarakat setempat diberinama "Blumbang ".
Hal tersebut juga dibenarkan oleh sesepuh Desa yang lain
yaitu Bapak Mitro Karyono mantan Kepala Desa Soco.
Bahkan beliau menambahkan rencana pembangunan Keraton tersebut yang berkaitan erat dengan
adanya sumber air yang akan digunakan untuk keperluan Keraton yang sampai sekarang
mata air itu masih ada dan digunakan
oleh penduduk sekitar dan lebih dikenal dengan sebutan "Belik Ombo ", yang sampai
sekarang masih dikeramatkan.
Awal Pemerintahan
Desa Soco di mulai pada Tahun 1922 dengan struktur lembaga sebagai berikut :- Kepala Desa
- Carik
- Suronggomo
- Jogotirlo
- Kamituwo
- Lurah
- Hargo Suyoso
- Niti Suwito
- Kromo Rejo
- Niti Suwarso
- Sodimejo menjabat tahun 1922-1930
- Marto.Setro menjabat tahun 1930-1933
- Sudarwo menjabat tahun 1933-1938
- Dwijo .Sukarno menjabat tahun 1938-1942
- Joyo Karsono menjabat tahun 1942-1970
- Mitrokaryono menjabat tahun 1970-1989
- M.Sono menjabat tahun 1989-1999
- Kirno menjabat tahun 1999-2011 (dua periode)
- Sumantri menjabat tahun 2012 sampai sekarang.